Daun-daun berguguran melambai dan berbisik
hangat
Tiupan angin memanjakan kulit dengan tiap
sentuhannya
Aku tertunduk dan melihat setiap tetesan air
jatuh membasahi bumi
Angin kembali membisikkan dan memecahkan
keheningan
Keheningan yang terus menggelegar dalam diri
kutipan tiap kutipan yang terlintas dipikiran
membahana
kusentuh pipi yang tak dapat berbicara
kusentuh hati ini yang bergetar
hanya keheningan ....
Bintang kembali bersinar menemaniku
kegelapan melengkapi keheningan yang tak
berujung
kupejamkan mata ini dan merasakan setiap moment
yang terbentuk didalam pikiran
waktu menjadi sebuah melody dari setiap moment
kesedian...
canda tawa ...
kehilangan ...
kepahitan ...
berkumpul menjadi satu
terlalu erat menggenggap
terlalu sakit untuk dirasakan
kehidupan ........
Malam ini menjadi malam yang
mengingatkan ku akan hari-hari yang berlalu ditahun 2015, malam ini menjadi
sebuah sejarah bahwa akan selalu ada kesediha serta kebahagiaan yang menjadi
bagian dari sebuah cerita kehidupan yang terbungkus indah.
Detik demi detik menjelang pergantian tahun terus berputar dan tidak
akan berhenti atau terulang, kenangan seperti butiran-butiran salju yang jatuh
menyelimuti bumi yang memutih dan hanya akan dapat dikenang dan terekam dalam
memori dan tersimpan rapi dalam bingkisan-bingkisan yang menjulang tinnggi yang
tanpa dapat disadari.
Masih kental ingatan
dalam benak ini bagaimana hari demi hari yang kulalui ditahun 2015. Tahnun 2015 diawali dengan kesediha, dimana
rumah sakit menjadi tempat yang setiap pagi harus kudatangi karena mengantar
opa tercinta uuntuk berobat, setiap pagi sepanjang awal tahun 2015 aku
menghabiskan waktu dirumah sakit, melihat orang-orang ramai berbondong-bondong
datang mengantri seperti aku, dengan wajah letih mereka, dengan keadaan mereka
yang tidak baik. Sakit dan miris rasanya melihat mereka yang berobat tanpa
ditemani anak atau keluarga mereka, dan dengan keadaan ekonomi mereka yang
sepertinya pas-pasan, sempat beberapa kali air mata ini jatuh mengalir. Diawal
tahun 2015 itu aku tahu bahwa aku lebih beruntung dari mereka diluar sana dan
kewajibanku bukanlah mengeluh melainkan mengucap syukur. dipertengahan tahun
2015 akhirnya aku dan keluarga ditinggal pergi untuk selamanya oleh opa
tercinta. Ketika opa telah tiada disinilah aku tahu bahwa opa adalah sosok
panutan yang sesungguhnya (surat untuk opa).
Pada detik-detik
terakhir opa, aku berusaha dan berjuang agar opa dapat kembali kepada Tuhan
Yesus, dan terus mengingatkan opa kepada kasih mula-mulanya hingga pada akhir
hidupnya opa kembali dalam pelukkan Tuhan Yesus, pada moment itulah air mata
terus berlinang karena setidaknya aku berhasil membawa satu anggota keluarga ku
untuk diselamatkan. Tidak sampai disitu kebaikan Tuhan atas opa dan keluarga
ku, pada saat opa telah tiada keluarga baru dikomunitas baru ku
berbondong-bondong tiada hentinya memberikan ku semangat. dan hari demi hari
sejak kepergian opa, aku dapat memperlihatkan kepada orang banyak bahwa kasih
Yesus tidak pernah sia-sia, sekalipun opa orang yang tertutup, namun masih
banyak orang yang perduli dan bahkan rumah duka sesak dan ramai oleh
orang-orang yang datang berbondong-bondong untuk memberikan support kepada aku
dan keluarga. Tidak disangka orang-orang yang baru aku kenal dalam komunitas
baruku menjadi seperti keluarga yang bertahun-tahun sudah kukenal.
Tahun 2015 memang
memberikanku banyak sekali pelajaran, ditahun 2015 aku belajar bagaimana aku
harus bersyukur, aku juga belajar membedakan mana sahabat dan mana bukan, aku
belajar bahwa kita tidak dapat mengandalkan manusia karena pada akhirnya akan
mengecewakan, aku belajar bahwa sebuah organisasi berkedok “gereja” tidaklah
selamanya membangun, yang membangun dirimu adalah dirimu sendiri dan Tuhan.
Kita tidak dapat mengandalkan orang lain, tidak selamanya sebuah tempat ibadah
adalah tempat yang nyaman untuk kita menunjukkan siapa diri kita, ditahun 2015 juga
aku belajar bagaimana menghargai mahkluk ciptaan Tuhan, ditahun ini aku
belajar bahwa yang terpenting diatas segalanya adalah “MENGASIHI DENGAN TULUS”,
Tuhan telah mengasihi kita terlebih dahulu dengan tulus maka kewajiban kita
adalah membagikan kasih yang sudah kita terima kepada orang lain. Bayangkan
dunia ini tanpa kasih? saat-saat ini saja kasih sudah mulai dilupakan oleh
sebagian manusia yang mengaku berakal budi. Mengasihi tidak merugikan, sekalipun harus berbeda dengan dunia ini, maka lakukanlah, karena menjadi berbeda tidak pernah salah dan mengasihi akan selalu menyenangkan.
Terima kasih untuk
perjalanan yang luar biasa ditahun 2015 ....
Selamat datang tahun
yang baru ... 2016 ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar